Oleh : Rokhmat
Hasil dari pertemuan warga sebelumnya yang di ketuai Pak Rahmat Al Bar sebagai koordinator taman, area fasos Rt 16 seketsa dibuat kavling pergang dan area taman bermain. Beberapa pekan berikutnya diFollow up warga pun antusias hampir 80% warga turun gunung untuk merealisasikan kegiatan tersebut dari membuat kolam ikan, sayur mayur, tanaman hias hingga pembuatan berbagai media tanam lainnya ada dengan system organik dan hidroponik dan juga pembuatan media tanam pupuk organik dan POC (Pupuk Organik Cair) dijadikan sebagai ajang berkreasi.
Dalam proses kreasi ini bahan yang digunakan pun bervariasi sumber dana dari patungan masing-masing gang namun dominan menggunakan bahan dan alat seadanya artinya bahan-bahan bekas di wilayah sekitar, namun proses pengerjaan media ini tentunya ada yang memerlukan biaya terlebih di media pembuatan kolam ikan. Yang di jadikan berkreasipun bervarisi ada lele, nila, emas dan gurame.
Kegiatan ini sudah berjalan kurang lebih satu bulan berbagai kendalapun tanpa diundang datang salah satu kendala saat ini yang belum terprogres yang sesuai kesepakatan forum obrolan sebelumnya adalah pembuatan jogging treak dan fasilitas taman bermain anak-anak.
Koordinasi untuk bermusyawarah dengan pihak aparatur pemerintah pun sudah dijalankan bukan tanpa sebab kas yang ada di keRTan saat ini minim. Mengingat pembuatan jogging treak dan fasilitas taman membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan belum menemukan solusi walhasil projek sementara terpanding.
Kendala yang lain juga ditemukan yaitu mengenai perawatan taman yang lebih spesifik pada media pengelolaan kolam ikan, tak ayal berbagai kegiatan tentunya ada berbagai kendala terlebih notabenya masyarakat sekitar dominan pekerja karyawan. Walhasil terkadang untuk pengelolaan perawatan belum ada standar RTLnya hal ini khususnya pemberian pakan dan penggantian sirkulasi air dan nutrisi terkadang kurang terkontrol mengingat kegiatan ini sifatnya baru belajar belum dikategorikan sebagai profesi.
Semoga mengenai kendala-kendala yang dihadapi menjadikan bahan pembelajaran untuk evaluasi untuk perbaikan kedepan dan tentunya bukan berarti gagal total namun kegiatan sebagai upaya perbaikan wilayah sekitar mengfungsikan fasos sebagai ajang untuk sama-sama belajar. Saya inget dengan sebuah analogi dari hikmah kegagalan. "Hidup laksana sebuah ayunan di bawah pepohonan rindang. Kita mulai duduk di atas ayunan dengan sebuah dorongan kecil hingga mencapai tingkat kecepatan ayunan yang kita inginkan. Kita sadar bahwa semakin cepat dan tinggi ayunan tersebut, semakin tinggi pulalah probabilitas kita jatuh atau lepasnya ayunan dari penyangganya. Kita juga tahu bahwa saat kita mencapai amplitudo, kita akan kembali ke titik keseimbangan ayunan dan mencapai ketinggian maksimum lagi setelahnya. Hal ini terus berlanjut hingga ayunan tersebut berhenti total di titik keseimbangan".
Kegagalan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seorang manusia. Dalam setiap skenario kehidupan, seorang manusia pasti dihadapkan dengan ujian dan masalah yang sesuai dengan tingkatan dirinya. Tak jarang pula, ia merasakan kegagalan terhadap sesuatu yang ia usahakan. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang gagal seperti kurangnya ikhtiar, kurangnya do’a, kurangnya dukungan & fasilitas dll. Namun, apabila menurut kita segala sesuatunya telah kita persiapkan dengan baik dan kita juga telah memenuhi segala pra-syarat untuk berhasil, tetapi kita masih saja menemui kegagalan, lalu apakah sebenarnya yang terjadi di balik semua ini?
Pada dasarnya, algoritma kegagalan seorang manusia hanyalah sesederhana itu. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, berarti hal itulah yang terbaik menurut Allah dan apabila sebaliknya, berarti Allah sedang melindungi kita dari hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari-Nya. Namun terkadang, kita merasa kesulitan untuk menerima kenyataan itu. Kita merasa bahwa apa yang kita rencanakan adalah yang terbaik menurut kita. Tak jarang dengan kehebatan perencanaan kita dan segala kalkulasinya, kita merasa tak ada yang lain yang lebih baik dari apa yang kita rencanakan itu sehingga kita lupa bahwa Allah adalah penulis skenario terbaik. Karena Allah yang menciptakan kita, Allahlah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.
Tetap semangat untuk berbenah, fungsikan pemikiran dan tenaga kita bersama-sama untuk membangun fasilitas bersama, mengenai media tentunya sangat banyak tinggal kita mau atau tidak untuk bergerak mengfungsikan media tersebut semisal bagaimana cara mengfungsikan sampah-sampah disekitar kita baik sampah organik atau non organik dan botol-botol bekas serta sampah dapur hal itu bisa dibuat pupuk organik atau pupuk organik cair, caranya seperti apa? mari belajar bersama.
Lingkungan hidup saat ini menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Kita menyalahgunakan lahan karena kita menganggapnya sebagai komoditas milik kita. Bila kita melihat lahan sebagai komunitas tempat kita berada, mungkin kita mulai menggunakannnya dengan cinta dan rasa hormat.
Tabik
Gcc 09.08.2020
Salam Ngopi Nusantara
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmantul
BalasHapusAshiap
Hapus