Minggu, 26 Juli 2020

Pemunculan Ide Naskah Buku

Ide   : Pergerakan Sosial

Tema

1. Lingkungan
2. Santri
3. Keluarga

Pilihan Fiksi
Tema yang dipilih untuk dikembangkan adalah lingkungan.


"Yang di perlukan cinta dan mencintai yang aku perlukan engkau mencintai dengan bukti-bukti yang saling membahagiakan satu sama lain, apabila diperjelas anak-anak dan lingkungan adalah bagian dari diri saya" ungkapan ini pernah mendengar dari Cak Nun, tak pikir-pikir iya benar juga. Dari ungkapan itu saya mencoba merefleksikan dalam kegiatan beberapa hari kemarin lingkungan dan anak-anak sekitar.

Beberapa minggu ini saya sedang belajar membuat pupuk kompos dari sampah-sampah organik dan sampah dapur. Sebelumnya saya sudah berpesan ke beberapa tetangga yang punya usaha catering pabila ada sampah dapur supaya dipisahkan nanti saya ambil.

Kala itu pagi hari ada beberapa katong kresek berisi sampah dapur di depan rumah, mengingat bag kompos terlihat penuh dengan sigap saya merapihkan sampah dengan dirajang kecil-kecil dimasukan ke bag kompos dengan campuran air, E4 dan molase.

Kebiasaan anak-anak sekitar memanggil saya sebutan Pak Dhe hihihi keliatan tua banget ya?, awalnya ponakan yang manggil pak Dhe walhasil anak-anak lainya jadi ikutan. Ah gak masalah buat saya wong mereka juga santri-santri saya, karena setiap bada magrib mereka ngaji dirumah, jadi saya anggap mereka anak-anak saya juga. Anak-anak yang sedang bermain pun mendekat, biasa psikologi anak-anak pabila melihat hal baru penasaran dan salah satu bertanya.

si Eza "Pak Dhe lagi bikin apaan?" Saya lempar pertanyakan ke temen-temen bermainnya.
"Ada yang tau gak yaaa Pak Dhe lagi bikin apaan hayoooo.?"

Kak Mouza yang paling gede pun unjug gigi untuk menjawab "itu lagi bikin pupuk kompos Eza."
Saya kembali melontarkan pertanyaan
" pupuk kompos itu buat apa kak?"

Kak Mouza rada bingung sambil mikir, dan teman-teman lainnya pun ikut diam. Menunggu jawaban dari kak Mouza saya berkata " gak apa-apa kalo salah jawaban, kan gak diomelin sama Pak Dhe"

Mouza pun menjawab "pupuk kompos itu buat tanaman agar tanamannya biar hidup , yaaaaa kira-kira begitulah" sambil nyengir karena malu takut salah.

Saya pun mengapresiasi jawaban Kak Mouza." Betuuul Kak Mouza, tapi tidak cuman tanaman itu bisa hidup, namun bisa menyuburkan. Tanaman yang lain gak di kasih pupuk juga bisa hidup, namun tidak subur, dan juga pupuk kompos berfungsi biar tanaman buahnya bertambah banyak".

Serentak anak-anak dengan kompak "oooh gitu" Setelah menyimak penjelasan dari saya, saya bertanya sama anak-anak "Ada yang mau ikutan bikin pupuk kompos? "

Dengan sigap anak-anak segera mengambil sampah yang sudah dirajang kecil-kecil  membantu memasukan sampah di bag kompos dan memberikan air penetrasi ke bag kompos yaitu cairan E4 dan  cairan molase dicampur dengan air 1ember tadi. Oh iya di rumah saya juga bikin rumah baca menfasilitasi anak sekitar. Setelah selesai membantu saya sasarankan agar cuci tangan dan mereka langsung menuju teras dan mengambil buku-buku tulis yang masih kosong, krayon, pensil menggambar dengan kreasi gambar masing-masing.

Kotor-kotoran tidak berarti jorok tapi bisa bermanfaat bagi anak-anak sebagai media edukasi kepada anak-anak, sampah bukan biang penyakit pabila kita mengolah untuk media ketahanan tanaman.

Semoga dengan kegiatan ini menjadikan pendidikan berdasarkan dengan cinta dan mungkin dengan kegiatan relatif jarang ditemukan, baik di sekolah maupun di dalam keluarga. Orang tua, dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, kini menjadi super sibuk dengan smartphone untuk memperdulikan anak-anak.

#edisi KMO 
#Salam Ngopi Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar